Pilih ALLAH atau Si Dia?

Akhirnya bisa (nekad) menyisihkan waktu untuk olahraga jari di kertas digital ini. Ditemani dengan buku Fisika dan kertas-kertas soal yang bertebaran karena besok ada ulangan Fisika, bukan berarti blog ini sekarang akan membahas rumus-rumus Fisika. Sebenarnya Fisika juga jadi salah satu faktor tulisan ini tercipta, lebih tepatnya karena lelah berhadapan dengan angka dan merindukan deretan tulisan.

*Tsaaahh. Mulai lebay.*

Omong-omong, mau ngingetin lagi nih. Maaf ya kalo dipostingan kali ini tiba-tiba bahasanya jadi baku, kaku, atau sok puitis gitu. Biasalah anak labil begini nih.

Bicara tentang labil, hmm, baru aja beberapa jam yang lalu aku bahas-bahas ringan tentang kelabilan dan percintaan remaja bareng Kak Ike dan pasukan remajanya. Entah kenapa, yang dibahas hari ini bener-bener pas dengan keadaan yang saat ini aku rasain.

Padahal bantuan Allah begitu dekat ya, tapi ternyata aku yang buta :")

Pembicaraan tadi sangat disayangkan kalau ga dibagi. Makanya aku coba tulis yang tadi dibicarakan dan yang dapat aku ambil dari pembicaraan tadi. Insya Allah bermanfaat bagi kalian yang lagi galau, labil, atau terjebak dalam cinta lawan jenis.

Di usia remaja, rasa suka terhadap lawan jenis itu wajar. Tapi semua itu tergantung dari tiap-tiap pribadi kita. Ada yang ditanam dan terus dipupuk, ada juga yang berusaha ditebang dan dicabuti hingga ke akarnya. Maksud dari terus dipupuk itu adalah memandang, memikirkan, berkomunikasi, ber-SMS-an, berduaan, dll yang dilakukan dengan sengaja. Lama kelamaan perasaan itu terus tumbuh dan secara tidak sadar membutuhkan 'pupuk' yang lebih dari itu.

Sebenarnya perasaan suka atau cinta terhadap lawan jenis sebelum waktu yang dihalalkan itu merupakan ujian dari Allah SWT. Allah ingin tahu apakah dengan Dia memberikan perasaan seperti itu kita dapat tetap mencintai-Nya atau justru semakin terlena dengan mencintai lawan jenis. Allah ingin mengetahui sebesar apa rasa cinta kita terhadap-Nya. Allah ingin mengetahui apakah kita mampu 'setia' kepada-Nya.

Rasa suka memang wajar, tapi bukan berarti kita biarkan perasaan itu terus merambat. Kita tahu bahwa suka sebelum waktu yang halal itu termasuk zina hati. Bukankah Allah berdalil. "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." Bahkan Allah melarang kita mendekati zina apalagi dalam berbuat zina. Maka dari itu jika kita sudah tahu bahwa Allah tidak memperbolehkan kita mendekati zina dan rasa suka akan mengarahkan kita kepada zina, kenapa kita masih saja meremehkannya dan tidak mau meninggalkannya?

"Kita cuma temen kok. SMS-an biasa aja." Lalu tujuan SMS itu untuk apa? Apakah untuk sesuatu yang penting? Ingat, perangkap setan itu bermacam-macam.

"Tapi kan kita ga pacaran." Lalu untuk apa bertanya, "Udah makan belum?", "Lagi apa?", "Gimana kabarnya hari ini?" Pernah bertanya seperti itu kepada teman sesama jenismu? Pernah memperhatikan mereka? Katanya teman, tapi kenapa perlakuanmu tidak sama seperti perlakuanmu kepada teman sesama jenismu? Apa karena dia lawan jenismu jadi kamu harus mengistimewakan perlakuanmu? Setan itu pintar dan memiliki segudang perangkap. Untuk menghindarinya, lebih baik saat ini berteman dekat atau bersahabat dengan sesama jenismu saja.

Jika kita memang menyukai seseorang, cukuplah Allah yang tahu. Jujur dan mohon ampunlah kepada Allah karena telah menduakan-Nya. Jangan biarkan orang lain tahu dan jangan juga mengumbar-umbar perasaan kita. Jangan pernah membawa perasaan kita dalam tiap kegiatan. Misalnya, jika ada sesuatu yang penting yang memaksa kita untuk bertemu atau mengirim SMS kepada si dia, ingatlah Allah dan beristigfar. Jangan sampai berkelanjutan hanya untuk memenuhi rasa senang. Rasa senang itu lama kelamaan akan menimbulkan rasa nyaman dan akhirnya kita jadi bergantung kepada dia, tiap saat harus ber-SMS-an. Jangan pula melakukan suatu tindakan berdasarkan perasaan suka terhadapnya.

Perasaan suka tersebut harus kita lawan. Ingatlah bahwa ini merupakan ujian Allah dan jangan pula lupa bahwa setan memiliki pasukan yang banyak dengan perangkap yang bermacam-macam. Setiap teringat akan dirinya, cobalah untuk mengingat Allah. Cobalah melepas cinta kecil itu. Dengan melepasnya, maka kita akan lulus ujian dan Allah akan memberikan cinta yang lebih lebih luar biasa dari cinta si dia. Bukankah lebih istimewa jika kita mencintai seseorang karena Allah pada saat yang dihalalkan nanti?

Serahkan segala urusan kita, termasuk urusan jodoh, kepada Allah. Usahanya adalah dengan semakin memperbaiki diri kita, membuat diri kita menjadi pribadi yang luar biasa. Bukankah Allah berjanji bahwa lelaki yang baik adalah untuk wanita yang baik :)

Ya, kira-kira seperti itu yang Beliau sampaikan. Aku menyampaikan kembali dengan bahasaku sendiri. Maaf kalau jadinya kaku atau ada kata-kata yang terkesan menggurui. Maaf juga kalau ada yang salah dalam isi postingan kali ini. Kita sama-sama belajar dan sama-sama menuju jalan Allah. Hanya bermaksud saling mengingatkan :)

Untuk referensi, silakan dibuka juga:
http://iaf2109.wordpress.com/2005/04/06/artikel_-interaksi-ikhwan-akhwat/
http://alqafvillagers.blogspot.com/2009/09/jangan-dekati-zina.html
http://janganbersedih.blogspot.com/2010/02/dalil-bahawa-couple-tu-haram.html
http://www.dakwatuna.com/2012/02/18954/cinta-lagi-lagi-soal-cinta/
http://www.dakwatuna.com/2011/08/14177/jika-aku-jatuh-cinta/

Kalau masih belum puas juga, silakan tanya ke Si Mbah Google :)


- Nna -

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 comments:

Posting Komentar