Elegi di Atas Embun Pagi

Elegi di Atas Embun Pagi

Mentari itu sudah biasa bercampur dengan langit
Sudah biasa meleburkan warnanya di atas sana
Iri, si embun pagi ingin meloncat
Menyentuh matahari yang justru ingin melenyapkannya

"Langit itu seperti apa?" Tanya embun
Birunya tak pernah tertangkap, terhalang oleh rindang pohon yang ditumpanginya
Matahari selalu jadi misteri, hanya cahayanya yang menyusup menjumpai embun
Awan putih hanya melambai sesaat, mengucap selamat pagi sejenak

Menjelang siang, embun berbahagia
Perlahan ia merambati udara, ingin mengais langit
Lelah, berpeluh, dan menetes
Sebagian dirinya sedikit demi sedikit menghilang

"Aku kuat. Aku masih bisa."
Setengah langit nyaris ia capai
Meski kini hanya setitik uap, si embun pagi ini tetap menjalari udara
Menjalar hingga dirinya menghilang

Hanya di tengah langit, perjuangan embun berakhir
Lagi, tak dapat ia menyentuh matahari
Namun ia bersyukur dapat melihat megahnya cahaya dunia
Si gagah penuh semangat

Entah menyatu dengan awan atau mengambang sendirian
Ia tetap bersabar di atas sana
Menanti Tuhan berbaik hati mengabulkan doanya
Untuk menjadikan ia sebagai setetes embun lagi di esok pagi

Bekasi, 09 September 2012

- Nna -

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 comments:

Posting Komentar